Dua produk AIoT terbaru ini adalah Xiaomi Watch 2 Pro dan Xiaomi Smart Band 8.
Month: October 2023
Studi: AI ‘Tingkatkan’ Disinformasi dan Sensor Online
Kemajuan pesat dalam kecerdasan buatan atau AI justru meningkatkan disinformasi online. Hal tersebut juga memungkinkan akan mendorong sejumlah pemerintah untuk meningkatkan sensor dan pengawasan terkait ancaman yang semakin besar terhadap hak asasi manusia (HAM), kata sebuah organisasi nirlaba Amerika Serikat (AS) dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Rabu (4/10). Kebebasan internet global menurun selama 13 tahun berturut-turut. China, Myanmar, dan Iran adalah negara terburuk dari 70 negara yang disurvei oleh laporan Freedom on the Net. Laporan itu menyoroti risiko yang ditimbulkan oleh kemudahan akses terhadap teknologi AI generatif. AI memungkinkan pemerintah untuk “meningkatkan dan menyempurnakan sensor online” dan memperkuat penindasan secara digital, membuat pengawasan, serta penciptaan dan penyebaran disinformasi menjadi lebih cepat, lebih murah, dan lebih efektif, menurut laporan tahunan Freedom House. “AI dapat digunakan untuk meningkatkan sensor, pengawasan, dan penciptaan serta penyebaran disinformasi,” kata Michael J. Abramowitz, presiden Freedom House. “Kemajuan AI memperburuk krisis HAM di dunia maya.” Menurut beberapa perkiraan, konten yang dihasilkan oleh AI bisa segera mencapai 99 persen atau lebih dari seluruh informasi di internet, sehingga membebani sistem moderasi konten yang sudah kesulitan untuk menghadapi banjirnya disinformasi, demikian kata para pakar teknologi. Sejumlah pemerintah di dunia dinilai lamban dalam memberikan respons. Hanya sedikit negara yang mengesahkan undang-undang mengenai penggunaan AI secara etis, dan pada saat yang sama juga membenarkan penggunaan teknologi pengawasan berbasis AI seperti pengenalan wajah dengan alasan keamanan. Alat berbasis AI generatif digunakan di setidaknya 16 negara untuk memanipulasi informasi tentang masalah politik atau sosial selama Juni 2022 hingga Mei 2023, menurut laporan Freedom House. Lembaga itu menambahkan bahwa angka tersebut kemungkinan adalah perkiraan yang terlalu rendah. Sementara itu, di setidaknya 22 negara, perusahaan media sosial diharuskan menggunakan sistem otomatis untuk moderasi konten guna mematuhi aturan sensor. Dengan setidaknya 65 pemilu tingkat nasional yang akan diselenggarakan tahun depan, termasuk di Indonesia, India, dan AS, informasi yang salah dapat menimbulkan dampak yang besar, dengan adanya berita palsu yang bermunculan mulai dari Selandia Baru hingga Turki. “AI generatif menawarkan kecanggihan dan skala untuk menyebarkan misinformasi pada tingkat yang sebelumnya tidak terbayangkan – AI merupakan pengganda kekuatan disinformasi,” kata Karen Rebelo, wakil editor BOOM Live, sebuah organisasi pengecekan fakta yang berbasis di Mumbai. Meskipun AI adalah “senjata tingkat militer di tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” di India, partai politik dan perwakilan mereka adalah penyebar misinformasi dan disinformasi terbesar, katanya, dan mereka tidak berkepentingan untuk mengatur AI. Meskipun perusahaan seperti OpenAI dan Google telah menerapkan pengamanan untuk mengurangi beberapa penggunaan chatbot berbasis AI yang berbahaya, tetapi hal ini dapat dengan mudah ditembus, kata Freedom House. Bahkan jika informasi palsu dapat terungkap, hal ini dapat “merusak kepercayaan publik terhadap proses demokrasi, memberikan insentif kepada aktivis dan jurnalis untuk melakukan sensor mandiri, dan menghilangkan pemberitaan yang dapat diandalkan dan independen,” kata laporan tersebut. “Citra yang dihasilkan AI… juga dapat memperkuat polarisasi dan ketegangan lain yang ada. Dalam kasus ekstrim, hal ini dapat memicu kekerasan terhadap individu atau seluruh komunitas,” tambahnya. Terlepas dari segala kelemahannya, teknologi AI bisa sangat bermanfaat, menurut laporan tersebut, selama pemerintah mengatur penggunaannya dan menerapkan undang-undang privasi data yang kuat, serta memerlukan alat pendeteksi misinformasi yang lebih baik dan perlindungan hak asasi manusia. Misalnya, AI semakin banyak digunakan untuk memeriksa dan menganalisis citra satelit, postingan media sosial, dan gambar untuk menandai pelanggaran hak asasi manusia di zona konflik. [ah/rs]
Western Digital Rilis Drive Terbaru Dukung Kreativitas Imajinasi Kreator Konten dan Pekerja Profesional
Western Digital resmi meluncurkan WD Blue SN580 NVMe solid state drive (SSD).
Canon PowerShot V10, Si Mungil yang Jadi Senjata Baru Vlogger dan Content Creator
PT Datascrip menghadirkan PowerShot V10.
AC Inverter Terbaru LG Dualcool Penuhi 26,31 Persen TKDN, Kaya Fitur Bikin Tagihan Listrik Efisien
Perangkat pendingin ruangan terbarunya, LG Dualcool New Eco, meraih TKDN 26,31 persen.
Meta Berencana Kenakan Biaya untuk Facebook dan Instagram Bebas Iklan di Eropa
Meta mengusulkan untuk menawarkan Instagram dan Facebook versi berlangganan kepada para pengguna di Eropa jika mereka memilih agar tidak dilacak untuk kepentingan iklan, kata seorang sumber pada Selasa (3/10). Gagasan itu, yang pertama kali diberitakan The Wall Street Journal, muncul ketika raksasa media sosial itu berusaha mematuhi daftar panjang regulasi Uni Eropa yang dirancang untuk membatasi kekuatan raksasa teknologi AS tersebut. Perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg itu memperoleh keuntungan senilai miliaran dolar dengan menawarkan data pengguna yang sangat unik kepada para pengiklan. Namun, regulasi baru Uni Eropa dan putusan pengadilan blok tersebut telah mempersulit hal itu. Usulan itu telah disampaikan kepada regulator Uni Eropa dan menjadi contoh terbaru di mana raksasa teknologi berusaha mengubah cara kerja mereka selama ini demi mematuhi aturan Uni Eropa mendatang. Sumber yang dekat dengan masalah tersebut mengatakan, pelanggan di Eropa dapat membayar biaya berlangganan sebesar $10,50 per bulan untuk Facebook atau Instagram versi desktop, atau $13,50 per bulan untuk Instagram di ponsel mereka. Platform media sosial semakin sering mengajukan gagasan untuk membebankan biaya kepada pengguna untuk mengakses situs mereka, baik untuk mematuhi aturan perlindungan data pribadi atau menjamin secara lebih baik identitas para pengguna. Namun praktik itu akan menciptakan perubahan besar dalam industri media sosial yang selama satu dekade terakhir berkembang pesat berkat model periklanan yang memungkinkan platform mereka bisa diakses secara gratis oleh pengguna, dengan imbalan dapat melakukan pelacakan pengguna dan menampilkan iklan yang sangat dipersonalisasi. Proposal itu dapat membantu memenuhi sejumlah peraturan, termasuk Undang-undang Pasar Digital, yang memberlakukan sederet ketentuan bagi perusahaan raksasa teknologi di Eropa, termasuk larangan melacak pengguna ketika mereka berselancar di situs web lain, apabila pengguna belum memberikan persetujuan. Proposal itu juga mematuhi rekomendasi pengadilan tertinggi Uni Eropa, yang pada Juli lalu memutuskan bahwa pengguna platform Meta yang menolak dilacak dapat ditawari platform alternatif yang bebas iklan dengan “biaya yang sesuai.” Putusan itu menegaskan kembali putusan-putusan terdahulu terhadap Meta dan perusahaan raksasa teknologi lain, di mana pengadilan memutuskan bahwa perusahaan AS itu harus meminta izin untuk mengumpulkan data pribadi dalam jumlah besar, sehingga menggugurkan berbagai solusi yang ditawarkan Meta sebelumnya. Meta menolak memberi tanggapan langsung atas berita yang dirilis The Wall Street Journal, namun mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya masih “percaya pada nilai layanan bebas biaya yang didukung oleh iklan yang dipersonalisasi.” “Meski demikian, kami terus menjajaki opsi untuk memastikan kami mematuhi persyaratan peraturan yang terus berkembang.” Meta melaporkan pendapatan kuartal kedua sebesar $32 miliar, di mana $31,5 miliar di antaranya berasal dari iklan. Sebesar $7,2 miliar di antaranya berasal dari Eropa. [rd/jm]
BMKG Ungkap Kabar Gembira, Kemarau Kering Diprediksi Tuntas Bulan ini
BMKG mengungkap musim kemarau kering akan berakhir di ujung Oktober. Simak penjelasannya berikut.
Waspada Jakarta ‘Membara’, Matahari Tepat di Atas Kepala Senin Depan
Fenomena kulminasi atau Matahari tepat di atas kepala hingga membuat bayangan hilang di siang hari bakal terjadi di Jakarta pekan depan.
TikTok Shop Resmi Tutup Sore Ini
TikTok resmi menghentikan operasional TikTok Shop imbas aturan dari Kementerian Perdagangan yang melarang social commerce.
Potret tim ekspedisi peneliti ilmiah China di wilayah Gunung Cho Oyu
Sebuah tim ekspedisi yang beranggotakan 18 orang pada Minggu (1/10) berhasil mencapai puncak Gunung Cho Oyu, yang juga dikenal sebagai Gunung Qowowuyag dan memiliki ketinggian 8.201 meter di atas permukaan laut, guna melakukan …