Microsoft, salah satu perusahaan raksasa teknologi di dunia, baru-baru ini menjadi sorotan atas PHK besar-besaran selama tahun fiskal 2023, hingga ribuan karyawan. Dilaporkan Gizchina, Sabtu, PHK ini telah memecahkan rekor …
Month: July 2023
Kemenkominfo: Peraturan Hak Penerbit tak bisa puaskan semua pihak
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan peraturan mengenai Hak Penerbit (Publisher Rights) yang sedang dirancang pemerintah saat ini tidak mungkin bisa …
Studi: Bangladesh Masih Jadi Pusat Perburuan Liar Macan
Bangladesh masih menjadi pusat perburuan liar macan-macan yang terancam punah, meski pemerintah mengklaim kesuksesan memberantas kelompok-kelompok pembajak yang terlibat dalam perdagangan ilegal itu. Hal itu terungkap dalam penelitian yang dirilis pada Jumat (28/7). Hutan bakau Sundarban yang luas dan membentang antara India dan Bangladesh memiliki populasi macan Bengal terbesar di dunia. Kulit, tulang-tulang, dan daging mereka dibawa oleh pelaku pasar gelap sebagai bagian dari perdagangan ilegal satwa liar yang lebih besar dengan senilai $20 miliar secara global setiap tahunnya. Riset yang dilakukan oleh kelompok konservasi kucing besar, Panthera dan Akademi Sains China mengatakan bagian-bagian tubuh macan yang diperoleh di kawasan Sundurban sudah diekspor ke-15 negara. India dan China adalah tujuan paling banyak untuk ekspor ilegal itu. Kelompok-kelompok pembajak yang beroperasi di Sundarban melakukan perdagangan ilegal macan yang menguntungkan sebelum upaya pemberantasan oleh pemerintah dimulai pada 2016. Setidaknya 117 pelaku ditembak mati dan ratusan lainnya ditahan, menurut angka resmi pemerintah. Banyak pelaku lainnya menyerah sebagai bagian dari program amnesti pemerintah. Namun, riset Panthera yang diterbitkan di jurnal Conservation Science and Practice mengatakan kekosongan akibat operasi pemberantasan itu diisi oleh lebih dari 30 sindikat spesialis perburuan liar macan dan pemburu liar oportunis. Para pedagang beroperasi melalui perusahan-perusahan logistik milik mereka sendiri. Dalam beberapa kasus, mereka menyembunyikan aktivitas mereka di balik izin perdagangan satwa liar yang legal, menurut studi itu. Riset itu dilakukan dengan metode wawancara sejumlah pihak yang terlibat perdagangan satwa liar. Riset itu juga mendapati bahwa konsumsi bagian-bagian tubuh macan meningkat sejak operasi pemberantasan seiring dengan meningkatnya perekonomian Bangladesh. Warga Bangladesh yang kaya membeli obat-obatan yang menggunakan bagian tubuh macan. “Juga membeli hiasan-hiasan besar untuk dipajang seperti tengkorak dan kuli,” kata studi itu Hasil riset itu dipertanyakan oleh pejabat konservasi Sundarban, Bangladesh Abu Naser Mohsin Hossain yang mengatakan pemberantasan sudah menghentikan perdagangan ilegal itu “Kami telah mengambil langkah-langkah untuk melestarikan populasi macan Bengal di Sundarban,” kata Hossain kepada AFP. “Tidak ada macan yang mati akibat konflik macan-manusia dalam lima tahun terakhir. Penampakan-penampakan (macan) sudah meningkat,” katanya. Hanya tersisa 114 macan Bengal di kawasan Sundarban yang berada di wilayah Bangladesh, menurut sensus resmi yang dirilis pada 2019. Angka itu naik sedikit sejak mencapai rekor angka terendah empat tahun sebelumnya. Hasil perhitungan yang sudah diperbaharui akan diterbitkan tahun depan. Perburuan liar adalah ancaman terbesar untuk macan secara global. China adalah penggerak permintaan paling besar, terutama terkait dalam penggunaan bagian-bagian tubuh macan untuk obat tradisional, menurut Panthera. [ft/ah]
FOTO: Penemuan Reruntuhan Teater Kaisar Romawi Kuno
Reruntuhan Teater Nero ditemukan di bawah taman Hotel Four Season, setelah menggali taman bertembok Pallazo della Rovere sejak tahun 2020.
AJI Desak Rancangan Perpres Publisher Rights Dibuka ke Publik, Pastikan Jamin Kesejahteraan Jurnalis
Draf Perpres Publisher Rights harus dibuka ke publik.
Presiden Jokowi Didesak Kaji Ulang Rancangan Perpres Publishers Rights
Presiden Jokowi mengkaji ulang naskah Rancangan Perpres tentang Tanggung Jawab Platform Digital untuk Jurnalisme yang Berkualitas.
X.com Tak Lagi Diblokir Kominfo, Bisa Akses Twitter
Situs X.com kini sudah bisa redirect ke web twitter.com setelah sebelumnya sempat diblokir di Indonesia buntut konten negatif.
Indonesia resmi miliki bursa kripto, kliring dan pengelola aset kripto
Demi mewujudkan komitmen untuk menciptakan ekosistem perdagangan aset kripto yang wajar dan adil, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) secara resmi menetapkan pendirian bursa kripto di …
Ilmuwan Bangkitkan Cacing Purba yang ‘Tertidur’ 46 Ribu Tahun
Cacing purba yang berada di lapisan tanah beku Siberia ini berada dalam kondisi tidak aktif atau kriptobiosis.
Singa Laut, Lumba-Lumba California Diselamatkan dari Efek Alga Beracun
Singa laut dan lumba-lumba sakit akibat alga atau ganggang beracun di perairan California, di mana ratusan hewan terdampar di pantainya. Wartawan VOA Mike O’sullivan mengunjungi Pusat Mamalia Laut Pasifik di Laguna Beach, California, di mana para petugas menyelamatkan dan mengobati hewan-hewan yang sakit. Pusat Mamalia Laut Pasifik di Laguna Beach, California, merehabilitasi singa laut dan berbagai mamalia laut lainnya yang jatuh sakit karena asam domoat beracun yang dihasilkan oleh ganggang yang tumbuh dengan cepat. Dr. Alissa Deming adalah dokter hewan dan ilmuwan kelautan di pusat tersebut. Ia mengatakan racun tersebut dapat mengakibatkan kejang-kejang dan kerusakan otak pada mamalia laut. Ia menambahkan, “Rata-rata pada bulan Juni atau Juli, kami mungkin menyelamatkan mulai tiga hingga enam ekor singa laut California, dan dalam enam pekan ini, kami telah menyelamatkan dan merespons lebih dari 104 hewan.” Alga beracun semakin umum terlihat sewaktu air menjadi lebih hangat, seperti yang terjadi tahun ini dengan munculnya arus Samudera Pasifik dan pola cuaca yang disebut El Nino. Para petugas penyelamat dan dokter hewan memeriksa seekor singa laut muda, memeriksa tanda-tanda vital dan sampel darahnya. Reaksi akibat racun mungkin telah membawa hewan-hewan itu ke tempat ini. Tetapi banyak hewan di sana yang memiliki masalah lainnya. Glenn Gray adalah CEO Pusat Mamalia Laut Pasifik. Ia mengemukakan, “Kami mendapati bahwa lebih dari 40 persen pasien kami memiliki beberapa luka tembak. Ini mungkin bukan penyebab mereka terdampar di pantai atau mengapa mereka berada di sini, tetapi bagaimanapun, mereka juga menderita karena itu.” Luka tembak biasanya disebabkan oleh para nelayan yang melepaskan tembakan ke arah singa laut untuk membuat hewan-hewan itu menjauh dari hasil tangkapan mereka. Cedera lainnya diakibatkan oleh jeratan tali pancing atau jala nelayan. Tetapi hewan-hewan itu mendapatkan pertolongan di pusat tersebut. Dr. Deming memeriksa hasil ronsen seekor singa laut. Siripnya yang terluka telah diperbaiki melalui operasi. Hampir 25 persen singa laut dewasa mengidap kanker, kerap kali kanker serviks yang disebabkan oleh virus, seperti halnya yang terjadi pada manusia. Ini dipicu oleh substansi beracun buatan manusia yang dibuang atau hanyut ke lautan. Seekor singa laut yang dirawat baru-baru ini di pusat itu misalnya, hanya menderita keracunan. Tetapi singa laut ini dirawat hingga benar-benar sehat, dan kemudian dilepasliarkan ke rumahnya di lautan. Ini adalah kisah yang berakhir menyenangkan bagi hewan tersebut yang dilepaskan bersama satu ekor hewan lainnya. Shawn Abbey mengoordinasikan upaya penyelamatan dan respons di Pusat tersebut. Ia mengatakan, “Luar biasa. Maksud saya, inilah alasan kami bekerja di sini. Kami di sini untuk membuat kesehatan mereka pulih lagi dan membawa mereka kembali ke rumah mereka di lautan. Ini sungguh perasaan yang luar biasa akhirnya melihat hal itu.” Kesehatan sejumlah hewan lainnya tak pernah bisa pulih lagi. Akan tetapi para petugas di pusat itu mengatakan keberhasilan mereka memulihkan kesehatan hewan-hewan lainnya telah membuat upaya penyelamatan mereka itu sungguh berarti. [uh/ab]