Pembelian tiket terintegrasi dinilai akan lebih mempermudah masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan transportasi publik, demikian pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna. Menurut Yayat …
India Larang Penggunaan Plastik Sekali Pakai untuk Atasi Sampah
India, pada Jumat (1/7), memberlakukan larangan penggunaan pada berbagai jenis plastik sekali pakai dalam upaya mengatasi limbah yang menyumbat sungai dan meracuni satwa liar. Tetapi para pakar mengingatkan penerapan kebijakan itu menghadapi tantangan berat dari produsen yang tidak siap dan konsumen yang tidak mau membayar lebih. India menghasilkan sekitar empat juta ton sampah plastik per tahun. Sekitar sepertiganya tidak didaur ulang dan berakhir di saluran air dan tempat pembuangan sampah yang sering terbakar dan memperburuk polusi udara. Sapi liar yang mengunyah plastik adalah pemandangan umum di kota-kota di India. Penelitian baru-baru ini mendapati jejak plastik pada kotoran gajah di hutan di negara bagian Uttarakhand, India Utara. Perkiraan bervariasi tetapi sekitar setengah sampah itu berasal dari barang-barang sekali pakai. Larangan baru itu mencakup produksi, impor, dan penjualan benda-benda seperti sedotan dan cangkir yang terbuat dari plastik serta pembungkus rokok. Saat ini pengecualian diberikan kepada produk seperti kantong plastik di bawah ketebalan tertentu dan apa yang disebut kemasan berlapis banyak. Sejumlah petugas mulai Jumat akan ditugaskan memeriksa agar tidak ada pemasok atau distributor yang melanggar aturan. Pelanggar berisiko denda maksimum $1,265 atau hukuman penjara lima tahun. [ka/rs]
Pentingnya cakap digital untuk hindari kerugian transaksi daring
Dosen Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin sekaligus Ketua Titik Fokus Karya dan Jawara Internet Sehat 2022 Muhammad Ridha menekankan pentingnya bagi masyarakat untuk lebih cakap digital guna menghindari hal-hal …
Cegah penipu, YouTube ganti aturan nama kanal
YouTube akhir-akhir dihadapkan pada masalah penipuan, yakni banyak penipu yang meniru akun resmi. Menjawab keresahan ini, YouTube, dikutip dari The Verge, Jumat, mengeluarkan tiga aturan baru untuk mengatasi akun …
Presiden Prancis Desak Pemimpin Dunia untuk Lebih Lindungi Lautan
Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Kamis (30/6), mendesak para pemimpin dunia lainnya agar lebih melindungi wilayah lautan di planet ini dengan menyetujui perjanjian internasional seperti perjanjian iklim Paris yang mengikat secara hukum. Macron melakukan perjalanan ke Portugal setelah menghadiri pertemuan puncak NATO di negara tetangga, Spanyol, untuk berpidato dalam Konferensi Kelautan PBB di Lisbon. Macron mengakui kegagalan para pemimpin dunia memperbarui perjanjian internasional yang mencakup mekanisme pembahasan konservasi lautan dan keberlanjutan biota laut. Perjanjian itu dikenal sebagai Konvensi Hukum Laut, Laut Lepas. “Kita telah membahas teks itu dalam tujuh tahun,” kata Macron.”Sekarang saatnya untuk mencapainya dengan cepat.” Lautan menutupi sekitar 70 persen wilayah permukaan bumi, menyediakan makanan dan mata pencaharian bagi miliaran orang di seluruh dunia. Menurut para ilmuwan, 50 persen hingga 80 persen dari semua kehidupan di planet ini berada di bawah permukaan lautan dan setidaknya 50 persen oksigen yang tersedia di Bumi berasal dari lautan, di mana sebagian besar di antaranya diproduksi oleh plankton. Walau sudah mengadakan negosiasi putaran keempat tiga bulan lalu, kesepakatan akan pengusulan instrumen perjanjian tersebut belum juga tampak. Putaran kelima pembicaraan mengenai isu yang sama dijadwalkan berlangsung di New York pada Agustus mendatang. Para peserta konferensi, yang digelar selama lima hari di Lisbon itu, diharapkan akan mengadopsi deklarasi tidak mengikat yang dapat membantu memfasilitasi perlindungan dan konservasi lautan dan sumber dayanya, ujar PBB. Deklarasi itu akan disahkan pada Jumat (1/7). [ka/jm]