Sebuah langkah penuh resiko yang terbayar manis adalah kalimat yang tepat untuk menjelaskan apa yang berhasil dicapai Sony Santa Monica dengan God of War di tahun 2018 kemarin. Sang developer sepertinya memahami bahwa mustahil Kratos akan bisa “kembali” dengan puja-puji jika mereka tetap mempertahankan semua identitas dari seri lawasnya, dari pilihan mitologi, karakter dan kepribadian, hingga gameplay yang masih mengandalkan kamera fixed. Kratos mengalami sebuah revolusi yang kemudian menghasilkan sebuah game action RPG yang tidak hanya solid, tetapi juga memukau. Ia memaksimalkan mitologi Norse yang jadi rumah baru sekaligus membangun sesuatu yang misterius dan emosional darinya.
Dengan plot twist yang dijadikan penutup di akhir cerita God of War kemarin, tidak mengherankan jika banyak gamer yang tak sabar lagi hendak mencicipi sang seri sekuel – God of War Ragnarok yang akan dilepas dalam beberapa minggu ke depan. Sumber rasa penasaran ini tentu saja banyak, dari beberapa misteri dari seri pertama yang benar-benar butuh jawaban, dari bagaimanaSony Santa Monica akan memotret dan mengakhiri kisah Norse ini dengan Ragnarok, dan tentu saja bagaimana dinamika hubungan Kratos dan Atreus akan tumbuh mengingat sang anak sudah tumbuh remaja. Beberapa jam awal permainan yang kebetulan kami cicipi tentu jauh dari kata mampu untuk menjawab ini semua. Namun ia melakukan satu hal fantastis lainnya.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh jam-jam pertama kami bermain God of War Ragnarok ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai salah jam-jam pertama paling gila dan seru yang pernah kami nikmati di video game manapun? Inilah impresi awal kami mencicipi God of War di 3 jam pertama.
Jam-Jam Pertama Paling Seru dan Gila
Kami percaya bahwa ada satu elemen kecil yang seringkali terlewatkan setiap kali bicara soal kesuksesan God of War (2018) kemarin. Bahwa salah satu alasan mengapa banyak gamer jatuh cinta cepat pada seri yang satu ini juga datang karena gaya bercerita Sony Santa Monica yang datang tanpa basa-basi untuk langsung “menjual” game ini kepada Anda sejak menit pertama. Anda langsung disuguhkan kisah bagaimana Kratos kehilangan istri yang ia cintai, bahwa ia kini mengemban tanggung jawab petualangan sembari melatih si anak, bagaimana Anda langsung bertemu dengan monster yang harus Anda habisi dalam beragam ukuran, dan bagaimana dewa Norse sekelas Baldur bisa bertarung setara dengan Anda lewat scene sinematik nan epik di saat yang sama. Semuanya dihadirkan hanya dalam beberapa jam pertama permainan saja.
Bahwa Sony Santa Monica mengerti bahwa untuk membuat Anda jatuh hati dengan cepat, cara paling efektif adalah untuk membuat rasa penasaran dan adrenalin Anda langsung terpacu sejak menit pertama dan konsisten hadir hingga akhir permainan nanti. Di God of War Ragnarok, formula yang sama juga ditawarkan namun mengalami eskalasi ke level epik dan kegilaan yang baru.
Mengambil setting beberapa tahun setelah apa yang terjadi di seri pertama, Kratos dan Atreus terlihat berusaha bertahan hidup di Midgard yang kini dibungkus dengan Fimbulwinter. Jelas bahwa selama beberapa tahun terakhir ini ada banyak hal yang sudah terjadi, yang direpresentasikan dengan informasi-informasi teranyar yang uniknya juga terasa seperti transisi cerita yang natural. Kratos dan Atreus kini memiliki tunggangan yang didorong dua ekor serigala untuk bergerak cepat di tengah dinginnya cuaca, bahwa mereka masih senantiasa diburu oleh Freya yang masih berusaha membalas dendam atas kematian Baldur, dan bagaimana Atreus kini juga mulai bisa menguasai kemampuan magis para raksasa seperti ibunya. Pergerakan cerita yang terasa alami terlepas dari time skip yang terjadi ini akan menyambut Anda di awal.
Maka seperti yang kami bicarakan tadi, Sony Santa Monica sepertinya memahami caranya untuk “menjual” God of War Ragnarok ini kepada Anda sejak menit pertama. Alunan cerita untuk memahami sedikit ancaman yang tengah terjadi di petualangan baru ini langsung mengalami eskalasi kecepatan tinggi yang menghadirkan pengalaman super epik dan gila di saat yang sama. Kami tentu tidak akan membicarakannya secara detail kepada Anda, mengingat kami merasa bahwa Anda pantas untuk menikmatinya sendiri nanti. Fakta bahwa Sony Santa Monica hanya menyediakan gambar tanpa potongan video sebagai aset untuk impresi pertama ini juga sepertinya jadi bukti, bahwa sedikit saja memamerkan kepada Anda apa yang terjadi akan merenggut momen-momen magis yang juga siap membuat bulu kuduk Anda merinding ini. Ingat, semuanya terjadi di jam-jam awal.
Di satu sisi, mengingat flow yang sama sudah sempat Anda lihat di God of War pertama sebelumnya, ada tendensi bahwa apa yang dilakukan oleh Sony Santa Monica ini terlihat seperti sebuah formula yang tinggal mereka ulang dan ikuti. Namun di sisi lain, ia begitu suksesnya membawa formula ini ke level selanjutya hingga Anda tidak akan peduli. Anda akan langsung jatuh cinta.