Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah studi mengklaim polusi udara dalam tingkatan yang parah sama dengan merokok lebih dari 100 batang per bulan. Bagaimana faktanya?
Beberapa waktu lalu, startup Nafas menerbitkan laporan berisi daftar kota dengan kualitas udara buruk selama Juli 2023. Serpong, Tangerang jadi wilayah dengan kualitas udara terburuk dengan konsentrasi polutan PM2.5 di angka 80 mikrogram per meter kubik.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan Berkeley Earth pada 2015, konsentrasi PM2.5 sebesar 80 mikrogram per meter kubik setara dengan mengisap 112 batang rokok per bulan.
Pakar Teknik Lingkungan Lulusan University of Michigan Ivan Jayawan menyebut ada beberapa variabel yang harus dilibatkan ketika menghitung perbandingan antara konsentrasi polutan dan jumlah rokok yang dihisap.
Dalam akun Twitternya, Ivan menyebut penjabaran soal penghitungan tersebut dilakukan untuk memudahkan visualisasi data polusi, karena masyarakat umumnya akan bingung dengan PM2.5 atau AQI serta apa efek langsungnya untuk kesehatan.
Variabel yang dimaksud adalah berapa banyak orang yang meninggal karena merokok, berapa banyak rokok yang dijual, serta berapa banyak orang yang meninggal karena paparan PM2.5.
Ivan menggunakan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) untuk variabel pertama. Data tersebut mengatakan sekitar 480 ribu orang meninggal setiap tahun karena merokok.
Untuk variabel kedua, Ivan kembali menggunakan data dari AS yang menyebut 470 miliar rokok terjual pada 1998 dan 280 miliar batang pada 2013. Ivan lantas mengasumsikan angka 350 miliar dari data tersebut.
Dengan menggunakan dua data tersebut, dia menghitung jumlah orang yang meninggal per batang rokok adalah 0,00000137. Ia menyebutnya sebagai variabel keempat.
“Untuk polusi udara, PM2.5 adalah polutan yg paling berbahaya untuk kesehatan manusia. Dari statistik, diketahui sekitar 1.6 juta orang di China (RRC) meninggal setiap tahunnya karena paparan PM2.5 sebesar 52 μg/m3,” tulisnya menjelaskan variabel ketiga yang angkanya kemudian menjadi variabel kelima.
Dengan menghubungkan variabel 4 dan 5, Ivan menjelaskan kematian 1,6 juta orang karena rokok membutuhkan setidaknya 1,16 triliun batang rokok atau tepatnya 1.167.883.211.678 batang.
Merujuk pada data populasi China sebanyak 1,35 miliar orang, maka rata-rata masyarakat di sana perlu merokok 864 batang per orang per tahun, atau sekitar 2,4 batang rokok per hari.
“Seseorang di China yg terpapar 52 ug/m3 PM2.5 = mengalami gangguan kesehatan setara dengan menghisap rokok 2.4 batang sehari. Yang berarti efek dari 1 batang rokok = efek dari paparan PM2.5 sebesar 22 ug/m3 selama 1 hari,” terang Ivan.
Sementara itu, konsentrasi polutan di Jakarta menurut laporan 2022 World Air Quality Report adalah 36.2 ug/m3. Artinya, secara rata-rata seorang yang tinggal di Jakarta mengisap 1.7 rokok per hari pada 2022.
Dengan demikian, jika konsentrasi polutan PM2.5 sebanyak 80 ug/m3, maka seorang yang tinggal di kawasan Serpong sama dengan mengisap 3,6 rokok per hari atau sama dengan 109 batang rokok per bulan.
Serba-serbi polusi udara Jakarta dan sekitarnya (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)
|
(lom/dmi)