Jakarta, CNBC Indonesia – Google akhirnya menyerah, setelah tiga tahun berusaha membangun bisnis gim sendiri. Stadia, layanan gim streaming milik Google, akan ditutup dalam waktu dekat.
Google meluncurkan Stadia pada tiga tahun lalu sebagai alternatif dari gim video konsol PlayStation milik Sony dan Xbox milik Microsoft.
Lewat Stadia, pengguna tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli mesin video game. Pengguna bisa mengandalkan jaringan internet yang kuat untuk memainkan beragam judul gim secara streaming, seperti cara mereka menikmati konten di Netflix atau Spotify.
Google menyatakan akan mengembalikan uang para pengguna yang digunakan untuk membeli perangkat keras Stadia lewat Google Store dan konten gim lewat toko Stadia.
Namun, perusahaan memastikan pengguna masih bisa mengakses pustaka gim dan memainkannya hingga 18 Januari 2023.
“Walaupun pendekatan Stadia ke gim streaming dibangun dengan fondasi teknologi yang kuat, pertumbuhan penggunanya di bawah ekspektasi kami,” kata Phil Harrison, Vice President dan General Manager Stadia seperti dikutip dari Reuters, Jumat (30/9).
Tanda lambatnya perkembangan Stadia sudah lama terlihat. Tahun lalu, Google telah menghentikan pengembangan gim internal untuk Stadia sehingga harus bergantung sepenuhnya ke perusahaan lain di bidang pengembangan dan penerbitan gim.
Sementara itu, industri gim juga tengah menghadapi perlambatan pertumbuhan permintaan setelah menikmati puncak selama pandemi.
Hantu resesi dan inflasi menambah suram situasi, karena kenaikan harga barang kebutuhan pokok bakal membuat konsumen mengurangi pengeluaran tersier mereka termasuk hiburan seperti gim video.
[Gambas:Video CNBC]
(dem)