Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di media sosial Instagram menyebut seseorang lebih baik menggunakan telinga kiri dibanding telinga kanan saat menerima panggilan telepon di ponsel.
Pernyataan itu dilandasi alasan radiasi ponsel ke otak yang akan dirasakan pemilik jika menggunakan telinga kanan. Telinga kanan diklaim lebih dekat dengan otak sehingga lebih baik menggunakan telinga kiri.
Selain itu, dinarasikan juga agar seseorang tidak menelpon dengan ponsel jika baterai di bawah 10 persen. Hal itu disebabkan radiasi ponsel meningkat hingga 1.000 kali lipat saat kapasitas daya di baterai di bawah 10 persen.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Ternyata menggunakan ponsel untuk menjawab telepon lebih baik ditelinga kiri dari pada ditelinga kanan, hal itu disebabkan karena ditelinga kanan lebih dekat dengan otak, selain itu bila battry handphone kamu terlalu rendah yaitu dibawah 10 persen lebih baik tidak menerima panggilan karena radiasinya meningkat sampai 1000 kali lipat.”
Namun, benarkah radiasi handphone meningkat 1000 kali jika baterai dibawah 10 persen?
Penjelasan:
Menurut Ketua International Commission on Non-Ionizing Radiation Protection (ICNIRP) sekaligus Direktur Pusat Penelitian Bioefek Elektromagnetik Australia, Profesor Rodney Croft seperti dilansir dari Kantor Berita Australia AAP, mengatakan jarak menara seluler justru yang memengaruhi paparan medan elektromagnetik frekuensi radio (RF EMF) pengguna ponsel.
Croft mengatakan RF EMF tidak meningkat karena daya baterai ponsel semakin rendah.
“Besarnya RF EMF yang dipancarkan dari ponsel bervariasi sebagai fungsi dari banyak faktor, seperti jarak dari stasiun pangkalan (semakin dekat stasiun pangkalan, semakin sedikit RF EMF yang diserap oleh seseorang). RF EMF dari ponsel tidak akan membahayakan orang karena tidak melebihi batas keamanan,” kata Croft.
Para ahli mengatakan ponsel tidak memancarkan tingkat yang lebih tinggi saat daya baterai rendah. Setiap radiasi tambahan berkorelasi dengan ponsel yang mencari sinyal, saat dalam mode panggilan.
Ponsel berkomunikasi dengan mengirimkan gelombang radio melalui jaringan antena.
Institut Kanker Nasional AS melaporkan pancaran radiasi ponsel di wilayah frekuensi radio dari spektrum elektromagnetik, tetapi frekuensi dan energinya dianggap “terlalu rendah untuk merusak DNA”.
Ilmuwan ARPANSA dan anggota ICNIRP Ken Karipidis mengatakan baterai ponsel tidak berpengaruh pada jumlah gelombang radio yang dipancarkan dan menyebut klaim tersebut sebagai informasi yang salah.
Klaim: Radiasi ponsel meningkat 1.000 kali saat daya baterai 10 persen
Rating: Disinformasi
Cek fakta: Hoaks! Kebakaran di SPBU Pertamina efek pembayaran gunakan ponsel
Cek fakta: Misinformasi! AirPods sebabkan kanker ganas
Baca juga: Benarkah tidur di samping ponsel tingkatkan risiko kanker?
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2023