Jakarta, CNN Indonesia —
Sejumlah astronom baru-baru ini menemukan planet ekstrasurya yang memiliki kepadatan setingkat marshmallow. Planet unik ini diketahui mengorbit sebuah bintang katai merah.
Penemuan ini disebut para peneliti sebagai sebuah temuan penting. Pasalnya, penemuan ini menunjukkan sebuah planet dengan massa jenis atau tingkat kepadatan yang rendah dapat mengorbit bintang-bintang kerdil yang memiliki energi besar.
Sebelumnya, para peneliti menduga bintang semacam ini akan melucuti atmosfer planet-planet gas yang mengorbit dekat mereka.
Dikarenakan atmosfer dianggap sebagai salah satu karakteristik utama planet yang memungkinkan kehidupan terbentuk dan berkembang, maka temuan ini akan berimplikasi pada pemahaman manusia tentang kelayakhunian planet yang mengorbit bintang katai merah.
“Planet raksasa di sekitar bintang katai merah secara tradisional dianggap sulit dibentuk,” kata Shubham Kanodia, astronom planet dari Carnegie Institution for Science’s Earth and Planets Laboratory, seperti dikutip dari Science Alert.
“Sejauh ini hanya dilihat dengan sampel kecil dari survei Doppler, yang biasanya telah menemukan planet raksasa lebih jauh dari bintang katai merah ini. Sampai sekarang kami belum memiliki sampel planet yang cukup besar untuk menemukan planet gas dekat di Bumi dengan cara yang pasti,” tambahnya.
Dilansir dari Space, bintang katai merah adalah bintang terkecil dan paling redup yang masih mengubah hidrogen menjadi helium di intinya melalui fusi nuklir, suatu tahap kehidupan bintang yang oleh para astronom disebut “bagian utama”. Meskipun jauh lebih dingin daripada Matahari, katai merah diketahui sangat aktif dan meluncurkan suar kuat yang dapat melucuti atmosfer planet yang mengorbit.
Aktivitas dahsyat tersebut membuat sistem bintang katai merah menjadi tempat yang tampaknya tidak mungkin dan tidak ramah untuk bagi planet ekstrasurya ’empuk’ seperti planet marshmallow yang diberi nama TOI-3757b.
Bintang katai merah sendiri sejauh ini adalah jenis bintang yang paling banyak terdapat di galaksi Bima Sakti. Bintang jenis ini mencakup sekitar 73 persen dari total bintang yang ada di galaksi ini.
Lebih lanjut, TOI-3757b dideteksi menggunakan teleskop luar angkasa TESS. TESS menemukan planet ekstrasurya ini dengan mendeteksi penurunan reguler dalam cahaya yang disebabkan oleh planet yang lewat di depan bintang.
Jika kita tahu seberapa terang bintang itu, seberapa banyak cahaya yang terhalang dapat memberi tahu seberapa besar ukuran planet ekstrasurya itu. Melalui metode tersebut, para peneliti mengetahui TOI-3757b sedikit lebih besar dari Jupiter.
Kemudian, untuk mendapatkan massa planet tersebut, para peneliti mencari perubahan cahaya bintang yang menunjukkan tarikan gravitasi yang diberikan oleh planet ekstrasurya. Dikarenakan gravitasi berhubungan dengan massa, pengukuran ini menunjukkan massa TOI-3757b sekitar 85 kali Bumi.
Sebagai informasi, Jupiter memiliki massa sekitar 318 Bumi, dengan kepadatan rata-rata 1,33 gram per sentimeter kubik. Massa jenis rata-rata TOI-3757b adalah 0,27 gram per sentimeter kubik.
Angka tersebut menjadikan planet ini salah satu planet ekstrasurya yang sangat empuk. Saking empuknya, para peneliti bingung bagaimana ia bisa terbentuk begitu dekat dengan bintangnya.
Kanodia dan rekan-rekannya berpikir mungkin ada dua faktor yang berperan dalam pembentukan planet ini.
Pertama, raksasa gas ini terbentuk dengan inti berbatu, di mana gas terakumulasi untuk membentuk atmosfer yang tebal dan memanjang.
Bintang katai merah normal memiliki material berat dalam jumlah lebih rendah jika dibandingkan dengan bintang katai merah yang diorbit planet gas raksasa, maka kemungkinan inti berbatu pada TOI-3757b terbentuk sedikit lebih lambat, yang akan menunda akumulasi gas dan mempengaruhi kepadatan planetnya.
Kedua, orbitnya tampak agak lonjong, yang berarti jaraknya dari bintang bervariasi. Mungkin saat mendekat, atmosfer memanas dan mengembang serta membuat planet ini menjadi lebih besar.