Senin, 24 April 2024 diperingati sebagai Hari Bumi, yang selama 50 tahun lebih telah menempatkan fokusnya pada udara dan air bersih, mengatasi polusi dan upaya-upaya konservasi.
Senator AS Gaylord Nelson memimpin penetapan Hari Bumi pada April 1970. Ia berupaya untuk mengadakan serangkaian diskusi umum di berbagai penjuru AS yang mirip dengan yang diselenggarakan di banyak kampus perguruan tinggi untuk menentang Perang Vietnam.
Kegiatan Nelson itu berlangsung di tengah memuncaknya kesadaran mengenai lingkungan yang dibantu oleh karya-karya pada tahun 1960-an seperti buku Silent Spring buah karya penulis Rachel Carson.
Keberhasilan Hari Bumi yang pertama membantu mendorong disahkannya dua UU penting di AS mengenai lingkungan hidup, masing-masing UU Udara Bersih dan UU Air Bersih.
PBB pada tahun 2009 menetapkan Hari Ibu Bumi Internasional, yang diselenggarakan pada tanggal yang sama. Sebuah resolusi yang menetapkan peringatan itu menyatakan bahwa “untuk mencapai keseimbangan yang adil antara kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup generasi sekarang dan mendatang, perlu untuk mendorong keselarasan dengan alam dan bumi.”
Peringatan Hari Bumi mencakup berbagai kegiatan seperti pembersihan lingkungan-lingkungan alam secara sukarela.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “membangun planet yang lebih hijau dan lebih lestari” adalah hal yang sangat mendesak, seraya menyebut perubahan iklim sebagai “krisis eksistensial pada zaman kita.”
“Penggundulan hutan, hilangnya alam, bahan kimia beracun, dan polusi plastik juga terus mengancam udara, tanah dan air kita, membahayakan kesehatan kita, spesies lainnya, dan ekosistem,” kata Biden. “Tindakan kita penting, dan bersama-sama kita dapat melindungi planet kita dan masa depan kita.” [uh/ns]
https://www.voaindonesia.com/a/hari-bumi-berfokus-pada-upaya-konservasi-/7579755.html