Suara.com – Elon Musk dilaporkan mengunjungi Israel pada Senin (27/11/2023), di tengah perang yang sedang berlangsung dengan pejuang Hamas dari Gaza Palestina.
Israel mengatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan prinsip untuk menggunakan komunikasi Starlink perusahaan SpaceX miliknya di Jalur Gaza.
Dilansir dari laman Mint, Rabu (29/11/2023), menurut kantor Netanyahu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah bertemu Musk untuk membahas aspek keamanan kecerdasan buatan dan mengadakan diskusi online langsung.
Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi, memosting di akun twitternya bahwa unit satelit Starlink hanya akan dapat beroperasi di Israel dan Jalur Gaza setelah mendapat persetujuan dari Kementerian Komunikasi.
Menteri Komunikasi Israel menyebut pemahaman antara dia dan Musk “penting” karena ini penting bagi semua orang.
SpaceX, internet satelit menyediakan akses internet berkecepatan tinggi ke mana saja di bumi menggunakan konstelasi ribuan satelit.
Layanan internet dalam hal ini mengandalkan konstelasi satelit LEO (Low-Earth Orbit) Starlink yang dioperasikan oleh SpaceX.
Berbeda dengan internet tradisional yang mengandalkan kabel atau kawat tembaga, internet satelit menggunakan sinyal dari satelit yang mengorbit bumi.
Sebelumnya, Elon Musk mengatakan pada Oktober bahwa Starlink SpaceX akan mendukung hubungan komunikasi di Gaza dengan “organisasi bantuan yang diakui secara internasional”.
Tindakan Musk ini mendorong menteri komunikasi Israel untuk mengatakan bahwa Israel akan menentang tindakan tersebut.
Menanggapi postingan Elon Musk di X, Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi kemudian mengatakan Israel “akan menggunakan segala cara untuk melawan hal ini.”
“HAMAS akan menggunakannya untuk kegiatan teroris,” tulis Karhi.
“Mungkin Elon Musk bersedia mengkondisikannya dengan pembebasan bayi, putra, putri, orang tua kami yang diculik. Semuanya! Saat itu, kantor saya akan memutuskan hubungan apa pun dengan Starlink.”
Pemadaman telepon dan internet mengisolasi orang-orang di Jalur Gaza dari dunia luar dan satu sama lain pada 28 Oktober.
Israel memperluas serangan udara dan daratnya.