Komitmen kolektif kami untuk membina kerja sama sangat penting
Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Mira Tayyiba berpendapat kawasan ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok memiliki aspirasi yang sama untuk memanfaatkan potensi teknologi guna meningkatkan taraf hidup, menciptakan peluang, dan meningkatkan interkonektivitas.
Merujuk pada pertemuan ASEAN Telecommunication Regulators’ Council dengan Republik Rakyat Tiongkok (ATRC- RRT) tahun ini, dia mengatakan ASEAN dan Tiongkok membutuhkan teknologi yang sedang berkembang seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan jaringan 5G agar lebih siap untuk membentuk kembali industri dan masyarakat.
Oleh karena itu, menurut Mira melalui keterangan tertulisnya, Kamis, bahwa upaya kolektif sekaligus menjaga nilai dan prinsip dasar akan memungkinkan pemanfaatan teknologi digital untuk mendorong inovasi dan kemajuan yang berkelanjutan.
Baca juga: RI tekankan interkonektivitas untuk memanfaatkan energi lintas negara
“Komitmen kolektif kami untuk membina kerja sama sangat penting dalam menyikapi lanskap tata kelola digital, memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan aksesibilitas layanan telekomunikasi bagi semua warga negara,” kata dia.
Kemudian, sebagai Ketua ASEAN Telecommunication Regulators’ Council ke-29, Mira berpendapat bahwa semangat kolaborasi menjadi dasar saling bertukar pengetahuan, keahlian, dan praktik terbaik.
Dia kemudian menyampaikan bahwa pertemuan yang dihadiri Delegasi Republik Rakyat Tiongkok, delegasi negara ASEAN, perwakilan Sekretariat ASEAN, dan Direktur ASEAN ICT Centre (AICTC) itu mencakup spektrum topik yang luas, mulai dari penyebaran 5G dan manajemen spektrum hingga keamanan siber dan perlindungan data.
“Saya berharap diskusi kita membuahkan hasil, kemitraan kita bertahan, dan visi kita bersama tentang masa depan yang terhubung dan sejahtera menjadi kenyataan,” ujar dia.
ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok berkomitmen meningkatkan kolaborasi untuk mewujudkan visi pemanfaatan infrastruktur dan teknologi digital untuk mendorong pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
Peran regulator telekomunikasi dikatakan memiliki arti penting di era transformasi digital yang cepat, agar dapat memfasilitasi pertumbuhan ekosistem digital yang kuat, inklusif, dan aman.
Baca juga: Transisi energi di ASEAN butuh modal 29,4 triliun dolar AS
Baca juga: Teten: Deklarasi IB Summit RI jadi tolok ukur bisnis inklusif ASEAN
Baca juga: Pakar sarankan RI bahas konflik Laut China Selatan di KTT ASEAN
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023