Gedung Putih pada hari Selasa (8/8) mengadakan konferensi tingkat tinggi keamanan siber pertama kalinya, tentang serangan ransomware yang mengganggu sekolah-sekolah di AS. Serangan itu mencakup peretas yang membocorkan data pribadi para siswa seperti catatan kesehatan, evaluasi psikiatri, dan laporan pelecehan seksual siswa.
Ibu negara Jill Biden mengatakan, “Jika kita ingin melindungi masa depan anak-anak kita, kita harus melindungi data pribadi mereka,” kata ibu negara Jill Biden, yang juga seorang guru, pada konferensi itu. “Setiap siswa berhak mendapat kesempatan untuk menemui pembimbing sekolah ketika mereka kesulitan dan tidak khawatir percakapan mereka akan disebarkan ke dunia.”
Setidaknya 48 distrik telah melaporkan serangan ransomware tahun ini atau sudah tiga kali lebih banyak dibandingkan tahun lalu, menurut perusahaan keamanan siber Emsisoft. Semua data distrik sekolah, kecuali 10 di antaranya, dicuri, lapor perusahaan keamanan itu.
Laporan pada Oktober 2022 dari Kantor Akuntabilitas Pemerintah, sebuah badan pengawas federal, mendapati lebih dari 1,2 juta siswa terkena dampaknya pada tahun 2020 saja, dengan kehilangan waktu pembelajaran berkisar tiga hari sampai tiga minggu.
Hampir satu dari tiga distrik AS telah dicuri datanya pada akhir tahun 2021, menurut survei oleh Pusat Keamanan Internet, organisasi nirlaba yang didanai pemerintah federal. [ps/ka]