Nvidia sukses dinobatkan sebagai perusahaan chip terbesar di dunia untuk kuartal tiga alias Q3 2023.
Month: November 2023
Samsung Galaxy S24 Bakal Disulap Jadi ‘Ponsel AI’
Jelang peluncurannya, HP Samsung generasi terbaru itu akan dipasarkan sebagai smartphone AI (artificial intelligence atau kecerdasan buatan).
Menilik isi dapur Tuya Smart perusahaan IoT di China
Bertempat di salah satu gedung di pusat kota Hangzhou, Alex Yang, co-founder dan COO Tuya Smart memasuki sebuah ruangan dan memberikan perintah pada asisten digital untuk melakukan sesuatu dalam bahasa Mandarin. Setelah …
Realme tembus 200 juta pengiriman ponsel
Produsen ponsel pintar asal China, Realme mengumumkan bahwa mereka telah mengirim lebih dari 200 juta ponsel sejak didirikan sekitar lima tahun yang lalu, dan sebagian besar di luar China. Data menunjukkan bahwa Realme adalah …
Anugerah KPI 2023 sematkan penghargaan khusus untuk Errol Jonathans
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menggelar perhelatan tahunan Anugerah KPI 2023 mengusung tema "Ecobroadcasting – Peduli Lingkungan Melalui Penyiaran" dengan menyematkan penghargaan khusus "Lifetime …
Meta Bentuk Tim Khusus Buat Pantau Pemilu dan Pilpres 2024 di Indonesia
Perusahaan induk Facebook dan Instagram, Meta mengumumkan sejumlah upaya jelang gelaran Pemilu 2024 serta Pilpres 2024 di Indonesia.
Asus ROG Ally Versi AMD Ryzen Z1 Resmi Dijual di Indonesia, Harga Lebih Murah
Konsol genggam Asus ROG Ally versi prosesor AMD Ryzen Z1 resmi dijual di Indonesia.
Viral Kasus Face Recognition KAI, Kominfo Sebut Sudah Patuhi Aturan
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Nezar Patria menanggapi soal teknologi face recognition alias pendeteksi wajah yang digunakan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
YouTube uji coba fitur “Playables” untuk pelanggan Premium
YouTube kembali hadirkan fitur baru untuk diuji coba oleh pelanggan premiumnya yang bernama "Playables" sehingga memungkinkan pengguna untuk memiliki kegiatan lain selain membuat atau menonton video. Playables …
Gunung Es Raksasa Terbesar di Dunia Lepas, Mengarah ke Samudera Selatan
Gunung es terbesar di dunia bergerak untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade, kata para ilmuwan pada Jumat (24/11). Dengan luas hampir 4.000 kilometer persegi, gunung es Antarktika yang disebut A23a kira-kira tiga kali lebih besar dari Kota New York. Sejak lepas dari Lapisan Es Filchner-Ronne di Antarktika Barat pada 1986, gunung es tersebut – yang pernah menjadi tempat stasiun penelitian Soviet – sebagian besar terdampar setelah pangkalannya terjebak di dasar Laut Weddell. Citra satelit baru-baru ini mengungkapkan bahwa gunung berapi, yang berbobot hampir satu triliun metrik ton itu, kini melaju dengan cepat melewati ujung utara Semenanjung Antarktika. Bongkahan besar tersebut dibantu oleh angin dan arus kencang. Pakat glasiologi Survei Antarktika Inggris Oliver Marsh mengatakan fenomena tersebut sangat jarang terjadi sehingga para ilmuwan akan mengamati lintasannya dengan cermat. Seiring dengan bertambahnya kecepatan, gunung es raksasa tersebut kemungkinan akan terlempar ke Arus Lingkar Antarktika . Hal itu akan mengarahkannya menuju Samudra Selatan melalui jalur yang dikenal sebagai “koridor gunung es,” tempat gunung es sejenis lainnya dapat ditemukan mengapung di perairan gelap. Mengapa gunung es tersebut berhasil lolos sekarang masih harus dilihat. “Seiring waktu, ia mungkin akan sedikit menipis dan mendapat sedikit daya apung ekstra yang memungkinkannya terangkat dari dasar laut dan terdorong oleh arus laut,” kata Marsh. A23a juga merupakan salah satu gunung es tertua di dunia. Ada kemungkinan A23a bisa kembali terdampar di Pulau South Georgia. Hal tersebut akan menjadi masalah bagi satwa liar di Antarktika. Jutaan anjing laut, penguin, dan burung laut berkembang biak di pulau tersebut dan mencari makan di perairan sekitarnya. Raksasa A23a bisa memotong akses tersebut. Pada 2020, gunung es raksasa lainnya, A68, menimbulkan ketakutan bahwa gunung tersebut akan bertabrakan dengan South Georgia, menghancurkan kehidupan laut di dasar laut dan memutus akses makanan. Bencana seperti itu akhirnya dihindari ketika gunung es tersebut pecah menjadi potongan-potongan kecil. Namun “gunung es sebesar ini berpotensi bertahan cukup lama di Samudra Selatan, meskipun suhunya jauh lebih hangat, dan bisa bergerak lebih jauh ke utara menuju Afrika Selatan sehingga dapat mengganggu pelayaran,” kata Marsh. [ah/ft]