Bakti mengatakan pemerintah tidak rugi karena satelit HBS batal mengisi slot orbit 113 BT
Month: October 2023
BAKTI Kominfo sebut slot orbit untuk proyek HBS tetap difungsikan
Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo Danny Januar Ismawan menyebutkan bahwa slot orbit yang seharusnya digunakan untuk Hot Backup Satellite (HBS) yaitu 113 Bujur …
Akulaku penuhi kewajiban regulator terkait skema “Buy Now Pay Later”
Perusahaan pembiayaan berbasis digital PT Akulaku Finance Indonesia berkomitmen untuk mendukung pemenuhan kewajiban dari regulator untuk penyempurnaan produk yang tengah dilakukan pada "Buy Now Pay …
BAKTI Kominfo pastikan kelanjutan SATRIA-2 dan Palapa Ring Integrasi
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo memastikan rencana pembangunan infrastruktur digital yaitu Satelit Republik Indonesia-2 (SATRIA-2) dan Palapa Ring Integrasi tetap berlanjut untuk …
Perumusan Mekanisme Dana ‘Ganti Rugi’ Perubahan Iklim Masih Macet
Negara-negara temui jalan buntu saat merundingkan perumusan mekanisme pendanaan untuk membantu negara-negara pulih dan bangkit dari kerusakan yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Kebuntuan itu terjadi sekitar sebulan menjelang KTT Iklim PBB di Dubai. Dua lusinan negara yang tergabung dalam sebuah komite yang ditugaskan untuk merancang dana “ganti rugi dan kerusakan” mengakhiri pertemuan mereka Sabtu (21/10) lalu di Aswan, Mesir, dengan perselisihan di antara negara-negara berkembang dan negara-negara maju mengenai sejumlah pertanyaan kunci: entitas mana yang sebaiknya mengawasi dana tersebut, siapa yang dibebani tanggung jawab untuk membayar, dan negara mana saja yang memenuhi syarat untuk menerima pendanaan. Komite itu diharapkan dapat mengajukan serangkaian rekomendasi untuk menerapkan rencana pendanaan yang telah disepakati tahun lalu, dalam sebuah terobosan pada COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir. Pendanaan itu akan menjadi dana PBB pertama yang khusus didedikasikan untuk mengatasi kerusakan permanen yang diakibatkan oleh peristiwa iklim, seperti kekeringan, banjir dan kenaikan permukaan air laut. Alih-alih menghasilkan rekomendasi, komite itu sepakat akan bertemu sekali lagi di Abu Dhabi pada 3 November, sebelum COP28 dimulai di Dubai pada 30 November, untuk menjembatani perpecahan yang dapat memengaruhi suasana negosiasi iklim pada KTT mendatang. “Seluruh negosiasi COP28 bisa gagal kalau prioritas negara-negara berkembang dalam pendanaan ganti rugi dan kerusakan tidak ditangani dengan baik,” kata Preety Bhandari, penasihat keuangan senior World Resources Institute. Salah satu masalah yang paling diperdebatkan dalam pertemuan pekan lalu adalah apakah sebaiknya Bank Dunia yang mengelola dana tersebut, seperti diusulkan AS dan negara-negara maju lain, atau justru PBB membentuk lembaga baru untuk mengelolanya, seperti keinginan negara-negara berkembang. Apabila dana itu dikelola Bank Dunia, yang presidennya ditunjuk oleh AS, maka negara pendonor akan memiliki pengaruh yang sangat besar atas dana tersebut dan bisa berujung pada tingginya biaya yang akan ditanggung oleh negara-negara penerima dana, kata negara-negara berkembang. Menanggapi kritikan itu, juru bicara Bank Dunia mengatakan kepada Reuters: “Kami mendukung prosesnya dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara begitu mereka menyepakati cara untuk membangun dana ganti rugi dan kerusakan.” AS, Uni Eropa dan lainnya menginginkan dana yang lebih terarah. Uni Eropa ingin agar dana itu didedikasikan kepada yang paling “rentan”, sementara AS ingin dana itu fokus pada bidang-bidang yang terkena dampak iklim yang lambat, seperti kenaikan tinggi permukaan air laut. Negara-negara dalam komite itu juga terbelah soal siapa yang harus membayar ganti rugi tersebut. Brandon Wu, direktur kebijakan dan kampanye di NGO ActionAid USA meminta AS berhenti memaksa agar dana itu dikelola Bank Dunia. Perunding AS Christina Chan, yang merupakan penasihat senior Utusan Khusus bidang Iklim John Kerry, menolak kritik yang menyebut AS menghambat kemajuan dana ganti rugi dan kerusakan. “Kami telah bekerja dengan tekun di setiap kesempatan untuk mengatasi kekhawatiran, memecahkan masalah dan menemukan kesepahaman,” ungkapnya. [rd/jm]
Teknologi Suntikkan Kehidupan Baru ke Bahasa Penduduk Asli Amerika
Sejumlah pakar linguistik memanfaatkan teknologi mutakhir untuk merevitalisasi bahasa penduduk asli Amerika yang terancam punah.
Tujuh Puluh Pelari akan Ambil Bagian di Jelajah Timur Untuk Air Bersih NTT
Acara tahunan “Jelajah Timur Run for Equality” kembali dilangsungkan, dan kali ini Nusa Tenggara Timur yang menjadi lokasinya. Diharapkan acara ini akan membangun kesadaran dan sekaligus mengumpulkan sumbangan untuk memperbanyak sarana air bersih di provinsi ini.
Kemkominfo Akan Kumpulkan Perwakilan Pers untuk Finalisasi Perpres Publisher Rights
Perpres Publisher Rights diharapkan rampung di 2023.
Xiaomi 13T hadirkan Leica dalam bentuk “software” dan “hardware”
Xiaomi melalui Xiaomi 13T yang baru diluncurkan menghadirkan software (perangkat lunak) dan hardware (perangkat keras) hasil kolaborasi mereka dengan Leica untuk memberikan pengalaman fotografi profesional berbekal …
Kemenkominfo pastikan HBS dihentikan bukan karena Starlink
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan proyek infrastruktur digital Hot Backup Satellite (HBS) atau satelit cadangan untuk SATRIA-1 dihentikan bukan karena adanya rencana perusahaan satelit milik Elon …